Myindonesianews.online – Jakarta – Kapolri melakukan mutasi besar-besaran baru-baru ini. Tidak tanggung-tanggung, sejumlah 704 polisi dimutasi ke berbagai unit. Beberapa ke bagian Pelayanan Markas (Yanma) untuk pensiun dan evaluasi,yang lain dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan/atau lebih strategis.
Salah satu personil Polri yang terkena mutasi adalah AKBP Zaky Alkazar Nasution yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolres Lampung Timur. Yang bersangkutan dipindahkan ke Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kepolisian Republik Indonesia (Lemdiklat Polri).
Zaky yang disegani oleh jajaran polres Lampung Timur akan menjabat sebagai Kasubbid Lemdiklat Polri pada Sekolah Staf dan kepemimpinan,Sosial,Sekolah Staf dan Pimpinan (Kasubbidsespimmen Bidpengsos Sespim).
Terkait hal tersebut, Wilson Lalengke, korban kriminalisasi Kapolda Lampung Timur baru-baru ini, menjawab bahwa hal itu adalah wajar.
Kendati demikian, dia sangat menyayangkan soal pindah ke tempat yang sangat tidak tepat dan berbahaya untuk membenahi pola pikir pegawai internal Polri.
“Sejujurnya, saya malas mengomentari masalah mutasi oknum Kapolres Lampung Timur itu. Soalnya, apapun komentar saya terkait dengan kasus pidana yang diajukan terhadap saya dan teman-teman pada Maret 2022 lalu. Juga, mutasi dan atau rotasi personil di sebuah institusi adalah hal biasa, tidak perlu dipermasalahkan,” ujar Wilson Lalengke kepada media ini, Senin, 26 September 2022, membuka pernyataannya.
Namun,lanjut dia,pemindahan seseorang yang bermarga sama dengan menantu Presiden Jokowi ke departemen yang melatih perwira tinggi Polri merupakan kesalahan fatal. Menurutnya,pegawai Polri yang tidak berprestasi sebaiknya tidak ditempatkan pada unit yang menghasilkan SDM Polri.
“Saya pikir adalah kesalahan besar dan sangat berbahaya untuk mempekerjakan manusia mesin dengan pola pikir sambo virus dan rekam jejak yang buruk untuk melakukan pelatihan dan pengembangan. Hampir bisa dipastikan, hasil pembinaan lembaga itu juga akan melibatkan anggota Polri dan perwira tinggi yang bermental buruk. Seperti kata pepatah: Guru pipis berdiri, murid pipis jalan. Rekor gurunya jelek, hasilnya polisi super jelek,” kata alumnus Lemhanna RI 2022 PPRA-48 itu.
Dari situs resminya diketahui bahwa tugas pokok balai latihan kepolisian adalah perencanaan, pembinaan dan pelaksanaan kegiatan pembinaan, pembentukan dan pembinaan sesuai dengan jenis pembinaan kepolisian yang meliputi pembinaan profesi, akademik pengawas dan pembinaan profesi. dan pengelolaan komponen diklat di lingkungan Polri. Lembaga ini merupakan unsur penunjang dalam pelaksanaan diklat dan pendidikan lanjutan di bawah Kapolri
Sejalan dengan moto Polri, Lemdiklat Polri melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara pendidikan di lingkungan Polri dalam rangka “Menciptakan Insan Tri Brata yang Profesional, Modern dan Terpercaya (Promoter)”.
Hal itu berarti keberadaan lembaga tersebut sangat esensial dalam tubuh Polri, yang oleh karena itu, personil yang diberi tugas mengelolanya harus benar-benar orang yang tepat.
Terkait mutasi personel Polri, Wilson Lalengke mengatakan sangat berharap Kapolri bisa segera menilai orang-orang yang berindikasi kuat mencemarkan citra Polri agar tidak diterjunkan ke bagian-bagian strategis Polri.
“Perlu diingat bahwa kita sebagai rakyat harus tahu dan memberikan masukan kepada Polri, karena kita sudah bayar hidup mereka dan keluarganya, hingga ke celana dalam mereka. Oleh sebab itu apapun yang dilakukan Polri dan lembaga pengguna uang negara lainnya, harus kita analisis dan beri pendapat kritis, saran, usulan, dan masukan. Jangan iya dan membeo saja,” sebut lulusan pasca sarjana bidang studi Global Ethics dari Birmingham University, England, itu.
“Jadi, AKBP Zaky semestinya dimutasi kemana dong?” tanya media. “Semestinya ke Yanma dong. Tapi mungkin back-ing dia Presiden Jokowi yaa, haha…” jawabnya singkat sambil tertawa.RED