Tembaga Jatuh dalam Protes COVID di China, Harga Emas Turun Awal Pekan

Myindonesianews.online – Harga tembaga jatuh pada hari Senin di tengah meningkatnya tensi unjuk rasa sipil di China terkait kebijakan lockdown COVID-19 yang diperbarui, sementara harga emas turun tipis tatkala pasar menunggu sinyal lanjutan kebijakan moneter AS dari data ekonomi utama minggu ini.

Harga tembaga yang akan berakhir pada bulan Maret jatuh 1,3% di $3,5835 pukul 07.50 WIB, diperdagangkan mendekati level terendah tiga minggu saat trader mengkhawatirkan lebih banyak berkurangnya permintaan di China.

China menghadapi gelombang protes sipil atas kebijakan zero-COVID yang ketat, di mana demonstran dan polisi bentrok di beberapa kota besar di tengah meningkatnya ketidakpuasan publik atas langkah-langkah lockdown.

Kebijakan zero-COVID melihat banyak tindakan lockdown yang diberlakukan selama tiga tahun terakhir, yang sangat mengganggu aktivitas ekonomi dan pergerakan orang.

Hal ini juga mengurangi minat China untuk impor komoditas, melukai harga tembaga dengan prospek melemahnya permintaan. Protes yang berpotensi menimbulkan kekerasan di negara itu sekarang menghadirkan hambatan lain bagi pertumbuhan ekonomi.

Tembaga diperdagangkan turun hampir 20% sepanjang tahun ini, karena melambatnya pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia, akibat kenaikan inflasi dan suku bunga, juga membebani permintaan logam.

Pasar sebagian besar menepis tanda-tanda pengetatan pasokan tembaga, saat tambang-tambang besar di Chili dan Peru membatasi produksi.

Di antara logam mulia, harga emas turun sedikit seiring dolar menguat untuk mengantisipasi pidato dari beberapa pembicara Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, pada pekan ini.

Tetapi titik fokus utama adalah data kunci nonfarm payroll AS pada hari Jumat. Tanda-tanda peningkatan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja memberi Fed ruang yang cukup untuk terus menaikkan suku bunga, yang negatif untuk pasar logam.

Harga emas spot turun 0,2% di $1.752,08/oz, dan emas berjangka turun 0,2% ke $1.751,85/oz. Harga emas mengalami pola backwardation ringan, di mana harga spot diperdagangkan lebih tinggi dari harga berjangka, karena berakhirnya kontrak Desember semakin dekat.

Sinyal dari The Fed bahwa mereka akan menaikkan suku bunga dengan laju yang lebih lambat dalam beberapa bulan mendatang merupakan tanda positif untuk harga emas, dan logam kuning menguat tajam dalam dua minggu terakhir.

Tetapi ketidakpastian di mana suku bunga AS akan mencapai puncaknya mendorong beberapa aksi ambil untung dalam harga emas, terutama dengan inflasi AS yang masih cenderung jauh di atas kisaran target Fed.***

Bagikan berita ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Ingin beriklan? Hubungi kami