PPM UH-PASTI-AWPI DIY Kompak Nonton Bareng 1 Juni 2023

Myindonesianews.online – Yogyakarta – PPM UH bersama PASTI dan AWPI DIY menggelar NOBAR film dokumenter Soekarno SATOE di pendopo Tamansiswa.
PPM adalah organisasi masyarakat yang isinya adalah putera dan putri pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia, pejuang Dwikora, pejuang Tri kora dan Seroja ( LVRI ) Sebagai pewaris perjuangan dan darah juang yang selalu melekat Dalam mengisi era globalisasi maka PPM selalu aktif dalam kegiatan masyarakat bersama pembina langsung dibawah TNI, PPM juga punya resimen Yuda Putra sebagai pasukan loreng dengan baret hijau muda.

PPM UH, PASTI dan Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia (AWPI) DPD DIY nonton bareng dalam rangka peringati Hari Lahir Pancasila serta sarasehan tentang kebudayaan dengan moderator Nano Asmorodono. Acara digelar di Pendopo Tamansiswa Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis malam (01/06/2023).

Pengurus DPD AWPI DIY Divisi Seni dan Budaya, Nano mengatakan bahwa AWPI dalam berhubungan dengan masyarkat hendaknya bisa menginformasikan segala hal-hal yang di informasikan.

Dengan media cetak, online dan elektronik kita juga bisa melihat akan seni dan budaya juga. “Melalui media dengan desainasi dan informasi kita bisa tampilkan budaya-budaya yang ada di Yogyakarta khususnya”, papar nya.

Mungkin di Indonesia tradisi yang modern untuk memberikan edukasi kepada anak-anak muda dan masyarakat melalui seni dan budaya tidak hanya dengan media cetak dan elektronik.

“Dan AWPI DIY saat pelantikan nanti akan menampilkan seni dan budaya yang ada di Kota Yogyakarta, dengan penampilan seni tradisi yang melekat dengan kota Yogyakarta seperti bergodo, tari jika memungkinkan dengan jatilan, wayang kulit yang mengundang masa banyak sekali”, terangnya.

Itu untuk memperlihatkan bahwa AWPI itu juga konsen terhadap seni dan budaya, sambungnya kemudian kalau ada hal-hal yang perlu diinformasikan untuk segera sampai kepada masyarakat pihaknya mengadakan pentas-pentas seni.

“Nanti Visi dan Misi AWPI itu apa bisa di sampaikan melalui pentas seni ini. Tentara peluru satu nyawa satu, kalau seniman dan budayawan suara satu bisa nyawa seribu,”paparnya.

Nano juga menekankan bahwa kita harus konsen sebagai AWPI jadi kita juga harus berbudaya karena ini penting.

“Kita harus menampilkan budaya lokal atau budaya yang hidup di desa-desa, biar dikenal dulu AWPI, mungkin masyarakat belum tau apa sih AWPI, disinilah kita jelaskan bahwa AWPI itu Adalah Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia sebuah organisasi kewartawanan,”ujarnya.

Ditempat terpisah Ketua dua DPD AWPI DIY Paiman juga menekankan bahwa hendaknya nanti semua pengurus AWPI dalam menghadapi pemilu harus benar benar bisa membedakan antara itu kepentingan politik dan kepentingan organisasi.

“Kita sebagai pengurus AWPI harus bisa berdiri independen karena AWPI adalah wadah wartawan bukan wadah politik”, Tandasnya.

Paiman juga berpesan kepada semua wartawan yang tergabung dalam Asosiasi Wartawan Profesional Indonesia DIY tetap mengedepankan kode etik sebagai jurnalis dalam menjalankan tugas jurnalistik sehari-hari maupun kode etik AWPI.

Ditempat yang sama: kronologi singkat Berdirinya Paguyuban PASTI
Alumni Siswa Tamansiswa Ibu Pawiyatan, R Hendro Marwoto menjelaskan bahwa, Komunitas alumni Tamansiswa lbu Pawiyatan Yogyakarta yang dibentuk sesuai
dengan jenjang kelulusan tahun mereka masing-masing, dari era tahun 1960 an hingga tahun
2023 tahun ini.

Berawal dari pertemuan reuni alumni Taman Dewasa dan Taman Madya pada tahun 2011 lalu yang diselenggarakan di Kaliurang kami mulai mengenal satu sama lain alumni yang pernah
berguru di Tamansiswa lbu Pawiyatan. Namun dalam kenyataannya, saat kami bertemu saat
itu, belum terbentuk suatu komunikasi yang menunjukkan keakraban antar teman, ternyata dari mereka yang berguru di Tamansiswa saat itu yang menjadi peserta reuni ada
yang sekolah di Taman Madya, tapi tidak sekolah di Taman Dewasa, sehingga satu sama lain belum mengenal secara akrab. Sementara mereka yang sekolah dari Taman Dewasa lalu
melanjutkan ke Taman Madya saat bertemu dan bertatap muka, seketika mereka
berangkulan melepas kangen bak saudara tak bertemu sekian lama di perguruan.

Melihat fenomena tersebut, beberapa minggu
Hidayat Sugiarto, Edi Lanang Prasoio Eneno Untari Tri Cabu
seangkatan yang sekolah Taman Dewasa lalu melanjutkan ke Taman Madya ( Tahun
1976 – 1980/81) merencanakan dan mengadakan reuni di tahun 2013 dengan mengambil
lokasi tempat di Ruangan Sekolah Taman Madya Ibu Pawiyatan (Ruang Kelas Sisi Timur
atas), dan alhamdulilah peserta reuni lebih dari 300 (tiga ratus) orang peserta.
(beberapa teman
Wagiyo),Surojo.

Didorong oleh keinginan luhur teman – teman saat itu yang menjadi panitia reuni tahun 2013,
maka kami membuat wadah paguyuban alumni Tamansiswa dengan nama PASTY
(Paguyuban Alumni Siswa Tamansiswa Ibu Pawiyatan Yogyakarta) di tahun 2014, tepatnya
tanggal 14 Agustus 2014 dengan Ketua Ki Surojo dan penasehat Ki Dr. Inu Wicaksono, SP.KJ
(almarhum) dan sebagai pengurus waktu itu ada nama-nama, Ki Edi Lanang Prasojo, Nyi Eneng Untari, Nyi Tri Cahyani, Ki Hidayat Sugiarto, Ki Erwin Setiawan, Ki Yoyok Wagiyo, Ki Anggun Ttriatmojo, Ki:
Nvi Tri Hertanti d bet
uyad, Saptohadi, Ki Agus Sriyadi, Nyi Yani Purwanti
teman alumni angkatan diatas kelulusan tahun 1978 -1981.

Dari perjalanan panjang paguyuban ini pun dalam kepengurusan mengalami perubahan
yang sangat baik, karena dari awal paguyuban ini berdiri, muncul nama – nama ketua baru dari pergantian periode kepengurusan tahun-tahun berikutnya diantaranya : Ki Surojo (2014-
2018), (Nyi Ti Hertanti (2018-2020), Ki Drs. Nuri Hartana MS (2020-2022) dan berlanjut ke
periode tahun berikutnya (2023-2026)

Seiring dengan perjalanan dari waktu ke waktu, PASTY melaksanakan
kegiatan pertemuan dan kegiatan rutin bulanan dan tahunan yang berupa syawalan,
perubahan kegiatan paguyuban ini sedikit berubah saat masuknya Nyi Yulia Endang
Suryaningsih atau teman-teman sering memanggilnya dengan sebutan Yesbow di tahun
2016 lalu.

Dengan masuknya beliaulah nama paguyuban ini kemudian dirubah menjadi
PASTI, karena akhiran nama PASTY yang menggunakan huruf Y menurut KBBI (Kamus Besar
Bahasa lndonesia) tidak bisa dibaca dengan ucapan “”, sehingga paguyuban ini merubah
namanya menjadi PASTI (Paguyuban Alumni Siswa Tamansiswa Ibu Pawiyatan)

Arti dari gambar logo tersebut, dengan kedua tangan terbuka mengajak semua alumni
bersatu dengan berlandaskan cinta sepenuh hati, warna merah memilliki arti berani bertindak
atas dasar kebenaran, warna biru tua sebagai lambang kekuatan dan bisa diandalkan, penuh
inspirasi dan peka terhadap lingkungan sekitar. Warna dasar putih memiliki arti dengan
kesucian hati , diwakili oleh warna dasar putih pada gambar kedua tangan terbuka.
Sedangkan tulisan Tamansiswa yang berada di posisi bawah menunjukan nama asal
perguruan dimana kita pernah berguru di sana.

Beberapa perubahan logo tidak begitu signifikan karena perubahan hanya terjadi pada
bentuk yang semula berbentuk segi empat diganti dengan bentuk lingkaran bulat. Warna
dasar lingkaran berwarna kuning, sedangkan warna di dalam lingkaran tetap sesuai warna
logo sebelumnya. Selang beberapa tahun kemudian, perubahan warna logo pun dirubah
W Edit
sekarang Wicaksono, SP.KJ, dan Ki Bambang Suryo.

PASTI (Paguyuban Alumni Siswa
Tamansiswa Ibu Pawiyatan) membentuk lingkaran diluar yang didalamnya terdapat gambar
logo dan tulisan nama komunitas alumni Tamansiswa. Di periode kepengurusan tahun 2023-2026 perubahan logo pun diganti lagi atas ide dan
masukan pemikiran dari Ki R.Ridwan Suryo Bintoro, yang menjabat sebagai Ketua Harian di
PASTI sekaliqus masih tercatat sebagai anak cucu silsilah keturunan keluarga besar Ki
Hajar Dewantara. (Sumardiyono)

Bagikan berita ini:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *