Myindonesianews.online – Kasus meninggalnya keluarga yang tewas `mengering` di Kalideres, Jakarta Barat tengah ramai dikaitkan dengan istilah voluntarily stopping eating and drinking (VSED).
Muncul spekulasi korban sekeluarga itu secara sengaja melakukan puasa hingga akhirnya meninggal dunia. Spekulasi ini muncul di media sosial.
Spekulasi korban melakukan VSED ini berawal dari hasil autopsi yang menyebut kondisi lambung korban sudah lama tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman.
Saat pertama kali melakukan evakuasi, polisi pun tidak menemukan persediaan makanan di rumah korban.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi angkat bicara perihal spekulasi tersebut.
Hengki menyampaikan belum ada kesimpulan yang diambil penyidik terkait kasus kematian satu keluarga tersebut.
“Masih dalam penelitian,” kata Hengki Haryadi kepada wartawan,Rabu (23/11/2022).
aat ini pihaknya masih mendalami soal penyebab dan motif kematian korban. Team psikologi forensik juga telah dilibatkan dalam membuat terang perkara.
“Ini kan ada dua, penyebab kematian dan motif.Motifnya sedang didalami bersama psikologi forensik dan diautopsi psikologi secara komprehensif,” jelas Hengki.
Temuan Gunungan Sampah
Polisi juga sempat mengungkap temuan baru di kasus sekeluarga tewas `mengering` di Kalideres, Jakarta Barat (Jakbar). Polisi rupanya menemukan gunungan sampah di dalam rumah korban.
“Dalam TKP, sore ini kita temukan gunungan sampah yang ada di dalam jadi bisa kita asumsikan sementara, nanti dari ahli yang akan menjelaskan kenapa kok buang sampahnya di dalam rumah, tidak keluar,” ujar Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi di TKP, Rabu (16/11).
Hengki Haryadi menyebut pihaknya masih akan menelusuri temuan ini. Aktivitas sosial para korban dengan tetangga juga akan diusut.
“Artinya ini menunjukkan yang bersangkutan dengan tetangga dan lain sebagainya apakah sifatnya ini mengurung diri dan lain sebagainya,” katanya.
Komunikasi Satu Arah di 2 Handphone Korban
Polisi juga telah menemukan dua handphone milik keluarga korban. Riwayat percakapan di handphone itu pun terungkap.
Dalam temuan polisi percakapan di handphone korban berisi kata-kata dengan bermuatan emosi negatif. Meski begitu, penulisan di riwayat percakapan handphone korban dinilai rapi.
“Kata-katanya sangat rapi, terlihat berpendidikan,” kata Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi saat dihubungi, Selasa (22/11).
Hengki mengatakan dalam riwayat percakapan di handphone korban, pengirim pesan juga menyelipkan kata dengan bahasa Inggris lewat pesannya. Namun, polisi belum membeberkan isi pesan tersebut.
Dari serangkaian penyelidikan digital forensik yang tengah dilakukan, pihaknya menduga sosok pengirim pesan tersebut merupakan seorang perempuan.
“Ada bahasa Inggris di sela-sela tulisan tersebut. Namun sepertinya (sosok pengirim pesannya) wanita,” katanya.
Hengki mengatakan pihaknya belum menyimpulkan sosok pengirim pesan hingga motif riwayat pesan berisi kalimat bermuatan kata-kata negatif itu. Saat ini tim ahli forensik masih melakukan pendalaman.
” sedang dianalisis tim ahli dari psikologi forensik,” katanya.***