Myindonesianews.online – Sragen – Setelah selesai masa tanam padi pada pertengahan bulan Juli 2023 ini, petani di wilayah Kabupaten Sragen menghadapi tantangan serius akibat langkanya pupuk rabuk. Khususnya di daerah utara bengawan, para petani mengeluhkan minimnya pasokan pupuk yang tersedia. Bahkan petani yang telah memiliki kartu tani dan aktif dalam kegiatan kelompok tani juga mengalami pemotongan kuota dari masa tanam sebelumnya. Kamis(20/7/2023).
Pertanian Sragen,foto dokumentasi Myindonesianews
Para petani merasa frustrasi dengan situasi ini karena harga pupuk Phonska/Urea yang dijual di pasaran berkisar antara Rp 180.000,- hingga Rp 250.000,- per karung berat bersih 50Kg.
Meskipun pupuk tersebut merupakan pupuk subsidi pemerintah yang seharusnya dijual dengan harga lebih terjangkau, namun kenyataannya harga jualnya jauh melampaui ekspektasi.
Beberapa petani yang enggan disebutkan namanya ketika dijumpai di lapangan mengeluhkan kesulitan menjadi petani saat ini.
Salah satu petani yang berbicara dengan haru menjelaskan, “Dadi petani saiki rekosone sak pole Mas, mungsuhe ora mung kewan tok (tikus, belalang, keong, dsb) tapi termasuk golek abuk angel barang ki asline yo penyakit”Jelasnya.
Foto dokumentasi Myindonesianews
Tidak hanya itu, kelangkaan pupuk juga berdampak pada petani yang belum memiliki kartu tani. Mereka terpaksa harus membeli pupuk dengan harga yang sangat tinggi.
“Rego abuk saiki koyok emas Mas, iki mau bar golek phonska/urea oleh rego Rp 250.000,-/sak, yen ra gelem semono yo raoleh abuk tenan,” keluh salah seorang petani.
Pupuk rabuk merupakan kebutuhan utama bagi para petani dalam menjalankan kegiatan pertanian. Oleh karena itu, pupuk ini menjadi kewajiban bagi para petani untuk melancarkan proses bertani mereka.
foto dokumentasi Myindonesianews
Namun, kelangkaan pupuk yang melanda Kabupaten Sragen menghambat produktivitas dan menimbulkan keprihatinan bagi para petani.
Untuk mengatasi permasalahan ini, para petani berharap agar ada penyuluhan dan perhatian lebih dari instansi terkait. Diharapkan agar instansi terkait dapat terjun langsung ke lapangan dan berdialog dengan para petani untuk mencari solusi yang tepat guna mengatasi kelangkaan pupuk rabuk.
Keterlibatan pemerintah dan dukungan dari berbagai pihak diharapkan dapat membantu petani melewati masa sulit ini dan menjaga kelangsungan sektor pertanian di Kabupaten Sragen.
Lega H
Edt : Hafiz
Source : liputan lapangan